Prospek PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk. (ACES) di Tengah Tantangan Daya Beli
PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk. (ACES) masih memiliki peluang untuk mempertahankan pertumbuhan positif pada tahun 2025, meskipun sektor ritel saat ini menghadapi tekanan akibat melemahnya daya beli masyarakat.
Kondisi ini tercermin dari situasi ekonomi Indonesia di triwulan pertama 2025, di mana Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat deflasi tahunan pada Februari 2025. Indeks Harga Konsumen (IHK) turun dari 105,58 (Februari 2024) menjadi 105,48 (Februari 2025), atau mengalami deflasi sebesar 0,09% (year-on-year/YoY). Ini merupakan deflasi pertama dalam 25 tahun terakhir sejak Maret 2000.
Fenomena ini juga berdampak pada sektor ritel dan konsumer, termasuk potensi pendapatan dari momen Ramadan dan pencairan Tunjangan Hari Raya (THR) menjelang Lebaran 2025. Nigel Peh, Manajer Portofolio di Timefolio Asset Management, menyatakan bahwa lemahnya penjualan dan pengeluaran rumah tangga turut memengaruhi pasar modal Indonesia.
Dampak pada Pasar Saham
Pada Selasa (18/3/2025), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami penurunan signifikan sebesar 325 poin (-5,02%) ke level 6.146,91. Penurunan ini memicu penghentian sementara perdagangan (trading halt) oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).
Setelah perdagangan dilanjutkan, IHSG semakin tertekan, turun 389,39 poin (-6,02%) ke 6.082,56. Indeks saham consumer non-cyclicals dan consumer cyclicals masing-masing terkoreksi 11,54% dan 12,37%, melanjutkan tren pelemahan dari pekan sebelumnya.
Kinerja ACES dan Strategi Ekspansi
ACES mencatatkan penurunan penjualan pada Februari 2025, mencapai Rp599 miliar, turun 18% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/MtM). Faktor penyebabnya antara lain cuaca buruk dan jumlah hari kerja yang lebih sedikit (28 hari vs. 29 hari pada Februari 2024). Namun, secara year-on-year (YoY), penjualan tetap stabil.
Maybank Sekuritas Indonesia memperkirakan pemulihan penjualan ACES pada Maret 2025, didorong oleh THR Lebaran dan musim liburan. Selain itu, ekspansi toko baru di luar Jakarta diharapkan meningkatkan margin EBIT, karena toko-toko tersebut dapat menerapkan harga lebih tinggi (4%-12%) dengan biaya operasional yang lebih rendah.
Sepanjang kuartal I/2025, ACES telah membuka empat toko baru, termasuk di Papua, sehingga total toko AZKO mencapai lebih dari 240 di 70 kota. Perusahaan juga terus berinvestasi dalam transformasi digital untuk meningkatkan efisiensi operasional dan profitabilitas.
Tantangan dan Proyeksi ke Depan
Laras Nadira, Analis Bahana Sekuritas, menyatakan bahwa penurunan penjualan ACES juga dipengaruhi oleh perubahan merek dari ACE Hardware menjadi AZKO, yang mungkin memengaruhi preferensi konsumen. Namun, pemulihan diperkirakan terjadi pada Maret 2025 berkat momentum Ramadan.
Meski demikian, Bahana Sekuritas menurunkan proyeksi penjualan ACES untuk 2025 dan 2026 masing-masing sebesar 3,1% dan 5,7% karena ketidakpastian ekonomi.
Pada 2024, ACES membukukan laba bersih Rp892,04 miliar (naik 15,78% YoY), dengan penjualan bersih Rp8,58 triliun. Kontribusi terbesar berasal dari produk perbaikan rumah (Rp5,3 triliun), diikuti produk gaya hidup (Rp4,24 triliun) dan produk permainan (Rp536,15 miliar).
Dengan strategi ekspansi dan transformasi digital, ACES optimis dapat memanfaatkan peluang pertumbuhan di tengah tantangan ekonomi saat ini.
Disclaimer: Artikel ini bersifat informatif dan bukan merupakan rekomendasi investasi.