IHSG Kembali Dibuka Usai Libur, Terancam Trading Halt Imbas Kebijakan Trump?

3 Min Read

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali diperdagangkan hari ini, Selasa (8/4/2025), setelah memasuki masa libur panjang Nyepi dan Idulfitri. Namun, pasar diproyeksikan dibuka dalam tekanan, dipicu sentimen global yang memburuk akibat kebijakan tarif dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Menurut pengamat pasar keuangan Ibrahim Assuaibi, IHSG berpotensi mengalami pelemahan tajam pada hari pertama perdagangan usai libur panjang, bahkan bisa memicu trading halt jika pelemahan melewati ambang batas tertentu. Ia memperkirakan indeks akan terkoreksi sekitar 2–3 persen, namun dengan tekanan nilai tukar rupiah di pasar off-shore (Non-Deliverable Forward/NDF), penurunan bisa menembus lebih dari 5 persen, memicu penghentian sementara (suspend) perdagangan.

“Kalau melemah 2 persen, itu sudah mulai masuk pengawasan bursa. Di kisaran 3–5 persen sudah mendapat peringatan. Kalau lebih dari itu, bisa disuspend,” ujar Ibrahim, Selasa (8/4/2025).

Suspend perdagangan ini, lanjutnya, bertujuan menjaga stabilitas dan menenangkan pelaku pasar di tengah gejolak global. Selain dampak tarif Trump, Ibrahim juga menyoroti faktor lain seperti data ketenagakerjaan AS yang melebihi ekspektasi, serta pernyataan Federal Reserve yang mengindikasikan suku bunga tinggi akan dipertahankan lebih lama.

Kebijakan dagang Trump sendiri memperburuk sentimen pasar. Penerapan tarif tinggi untuk berbagai negara, termasuk tarif 32% untuk Indonesia, mendorong kekhawatiran perang dagang dan mempersempit ruang gerak IHSG.

Tak hanya itu, ketidakpastian geopolitik di Eropa dan penumpukan dana oleh para taipan AS dan Eropa mengindikasikan meningkatnya kekhawatiran akan resesi global. Bahkan, di AS, gelombang demonstrasi muncul sebagai bentuk kekecewaan publik terhadap kebijakan ekonomi Trump.

“Ketidakpastian ini membuat investor cemas. Akibatnya, indeks saham bisa jatuh dan SRO (Self Regulatory Organization) bisa menghentikan perdagangan,” kata Ibrahim.

Sementara itu, analis pasar modal sekaligus pendiri Stocknow.id, Hendra Wardana, menilai tekanan pada IHSG memang belum terasa karena bursa masih libur. Namun, tekanan itu diprediksi akan muncul dalam beberapa hari ke depan.

“Saya melihat IHSG akan bergerak dalam tren pelemahan, dengan area support di 6.290–6.312 dan resistance di sekitar 6.660,” jelas Hendra.

Ia menambahkan bahwa meski tren jangka pendek IHSG sempat menunjukkan penguatan sebelum libur, kekhawatiran terhadap tarif Trump menjadi sentimen negatif dominan yang bisa menghambat laju indeks.

Di sisi lain, risiko domestik juga turut membayangi, seperti potensi penurunan surplus neraca perdagangan serta depresiasi rupiah terhadap dolar AS.

Sebagai catatan, sebelum libur panjang, IHSG ditutup pada level 6.510,62, naik 0,59 persen atau 38,26 poin dibandingkan pembukaan perdagangan Kamis (27/4/2025).

Share This Article