Emiten agrokimia dan pupuk, PT Delta Giri Wacana Tbk (DGWG), menargetkan pertumbuhan signifikan pada pendapatan dan laba bersih sepanjang tahun 2025, sejalan dengan rencana ekspansi perusahaan melalui pembangunan fasilitas produksi baru.
Pada tahun 2024, DGWG mencatatkan penjualan senilai Rp3,37 triliun, meningkat 10,96% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp3,03 triliun. Penjualan tersebut terdiri dari kontribusi pupuk sebesar Rp2,12 triliun, pestisida Rp1,16 triliun, alat pertanian Rp69,66 miliar, dan benih Rp9,62 miliar.
Perusahaan yang resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada 13 Januari 2025 ini juga mencetak lonjakan laba bersih sebesar 1.072,78% menjadi Rp178,68 miliar dari sebelumnya Rp15,23 miliar.
Presiden Direktur DGWG, David Yaory, menyampaikan bahwa kinerja solid tersebut sejalan dengan proyeksi manajemen. Ia menyebut bahwa berakhirnya fenomena El Nino turut mendorong peningkatan aktivitas tanam, yang berdampak positif terhadap permintaan produk-produk agrokimia.
“Pertumbuhan ini tidak hanya dipicu oleh faktor musim tanam yang lebih baik, tetapi juga oleh meningkatnya kepercayaan konsumen terhadap merek dan kualitas produk kami,” jelas David dalam keterangan resmi, Rabu (9/4/2025).
Menatap tahun 2025, DGWG menargetkan pertumbuhan pendapatan sebesar 16% dan peningkatan laba bersih hingga 27%. Untuk mendukung ambisi tersebut, perusahaan menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp133 miliar, melanjutkan realisasi capex tahun lalu yang mencapai Rp182 miliar.
Salah satu strategi utama yang disiapkan adalah dimulainya operasional pabrik karbamasi—bahan aktif untuk produk agrokimia—pada kuartal II/2025. Pabrik ini diproyeksikan tidak hanya memenuhi kebutuhan domestik tetapi juga menyasar pasar internasional.
David menambahkan bahwa animo pasar terhadap segmen karbamasi sangat tinggi. Hal ini tercermin dari antusiasme para calon mitra yang dijumpai saat DGWG berpartisipasi dalam pameran Agrochemical & Crop Protection Exhibition 2025 di Shanghai pada Maret lalu.
Pabrik pupuk baru juga akan menambah kapasitas produksi sebesar 100.000 metrik ton per tahun di tahap awal. Selain menekan biaya distribusi, fasilitas ini diharapkan mampu memberikan harga jual yang lebih kompetitif untuk pasar dalam negeri.
Pembangunan fasilitas tersebut akan didanai dari laba ditahan, sebagaimana tertuang dalam rencana bisnis perusahaan tahun ini.
DGWG juga akan memperluas portofolio produknya guna menangkap peluang pertumbuhan dari berbagai segmen industri agrokimia.
“Kami berkomitmen untuk terus berinovasi dan memperluas cakupan produk kami guna memenuhi kebutuhan pertanian yang terus berkembang,” ujar David.
Di pasar domestik, DGWG telah menjalin kemitraan dengan sekitar 7.000 kios tani yang menjangkau sekitar 30% petani di Indonesia. Ke depan, ekspansi pasar ekspor akan menjadi fokus, dengan target mencakup kawasan ASEAN, China, Asia Selatan, Australia, dan Amerika Latin, termasuk Brasil.