Antam Pukul Rekor Pendapatan Rp69,19 Triliun, JP Morgan: Masih Ada Ruang Naik!

3 Min Read

PT Aneka Tambang Tbk. (ANTM) atau Antam mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar Rp3,64 triliun pada tahun 2024, meningkat 18,5% dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp3,07 triliun. Pencapaian ini didukung oleh pendapatan tertinggi dalam sejarah perusahaan, dengan total penjualan mencapai Rp69,19 triliun, melonjak 68,56% dari Rp41,04 triliun pada 2023.

Kinerja Emas Jadi Penopang Utama

Segmen emas menjadi kontributor terbesar pendapatan Antam dengan nilai penjualan Rp57,56 triliun, naik 120% secara tahunan. Kenaikan ini dipicu oleh meningkatnya harga emas dunia akibat ketidakstabilan geopolitik dan faktor makroekonomi. Antam berhasil memproduksi 1.019 kg emas dari tambangnya dan menjual 43.776 kg emas di pasar domestik, meningkat 68% dibandingkan tahun sebelumnya.

Nikel dan Bauksit Turut Berkontribusi

Selain emas, Antam juga mengandalkan pendapatan dari segmen nikel, dengan penjualan feronikel dan bijih nikel mencapai Rp9,5 triliun (14% dari total pendapatan). Produksi feronikel tahun 2024 mencapai 20.103 ton, sementara bijih nikel terjual sebanyak 8,35 juta wet metric ton (wmt). Pasar ekspor utama feronikel Antam meliputi China, India, dan Korea Selatan.

Sementara itu, penjualan bauksit dan alumina menyumbang Rp1,80 triliun atau 3% dari total pendapatan perusahaan.

Laporan Keuangan dan Proyeksi ke Depan

Meski pendapatan meningkat, beban pokok penjualan Antam juga naik 80,5% menjadi Rp62,69 triliun. Namun, laba kotor tetap tumbuh 2,9% menjadi Rp6,49 triliun. Di sisi neraca, total aset Antam mencapai Rp44,52 triliun (naik 3,9%), sementara liabilitas meningkat 5,45% menjadi Rp12,32 triliun.

Dukungan dari JP Morgan

JP Morgan memberikan rekomendasi “overweight” untuk saham ANTM dengan target harga Rp2.020 per lembar. Lembaga keuangan ini juga memasukkan Antam dalam daftar saham pilihan di ASEAN untuk April 2025, menggantikan posisi PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP).

Analis JP Morgan, Benny Kurniawan, menyoroti dua faktor pendorong kinerja Antam:

  1. Kenaikan harga bijih nikel yang memberikan margin lebih tinggi.
  2. Volume penjualan emas yang kuat dengan harga rata-rata lebih menguntungkan.

Dia memperkirakan laba tahun fiskal 2025 akan melampaui ekspektasi pasar, dengan potensi kenaikan lebih dari 20%.

Saham Antam Menguat di Pasar

Sejalan dengan kinerja positif tersebut, saham ANTM dibuka menguat 11,07% ke level Rp1.555 per lembar pada Rabu (9/4/2025). Sejak awal tahun, saham ini telah naik 0,65%.

Prospek ke Depan

Antam diperkirakan akan terus mendapat keuntungan dari tren kenaikan harga komoditas, terutama emas dan nikel. Selain itu, kebijakan pemerintah seperti kenaikan upah minimum dan program subsidi diperkirakan akan mendorong permintaan domestik, yang dapat memberikan dampak positif bagi kinerja perusahaan di masa mendatang.

Dengan fundamental yang kuat dan dukungan dari analis, Antam tetap menjadi salah satu emiten pertambangan yang patut diperhatikan oleh investor.

Disclaimer: Artikel ini bersifat informatif dan bukan merupakan rekomendasi investasi.

Share This Article