PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA) memutuskan untuk menyalurkan dividen tunai dengan total nilai mencapai Rp1,62 triliun atau setara Rp140 per lembar saham untuk tahun buku 2024. Keputusan ini diambil dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada Kamis, 10 April 2025.
Dari total dividen tersebut, Rp813,93 miliar atau Rp70 per saham sudah lebih dahulu dibayarkan sebagai dividen interim pada 29 Oktober 2024. Sisa dividen senilai Rp813,93 miliar, yang juga setara dengan Rp70 per saham, akan dibayarkan sebagai dividen final pada 29 April 2025. Dengan demikian, total dividen yang dibagikan kepada pemegang saham JPFA untuk tahun 2024 adalah Rp140 per saham.
“Dividen final akan diberikan kepada para pemegang saham yang tercatat dalam daftar pemegang saham (recording date) pada 23 April 2025,” sebagaimana tertulis dalam dokumen hasil RUPST yang diumumkan melalui keterbukaan informasi pada Jumat, 11 April 2025.
Adapun jadwal penting terkait pembagian dividen adalah sebagai berikut:
- Cum Dividen di Pasar Reguler dan Negosiasi: 21 April 2025
- Ex Dividen di Pasar Reguler dan Negosiasi: 22 April 2025
- Cum Dividen di Pasar Tunai: 23 April 2025
- Ex Dividen di Pasar Tunai: 24 April 2025
- Tanggal Pencatatan (Recording Date): 23 April 2025
- Pembayaran Dividen Final: 29 April 2025
Sepanjang tahun 2024, kinerja keuangan JPFA menunjukkan pertumbuhan yang mengesankan. Perusahaan berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp3,01 triliun, melonjak 224,71% dibandingkan tahun sebelumnya yang hanya sebesar Rp929,71 miliar.
Peningkatan laba ini didorong oleh kenaikan penjualan bersih sebesar 9,03% secara tahunan, dari Rp51,17 triliun pada 2023 menjadi Rp55,80 triliun di tahun 2024. Kontribusi terbesar terhadap pendapatan masih berasal dari segmen peternakan komersial dengan pendapatan Rp23,03 triliun, naik 8,13% dibandingkan tahun sebelumnya.
Namun, pertumbuhan paling signifikan terlihat pada segmen pembibitan unggas yang naik tajam 35,84% YoY, dari Rp2,41 triliun menjadi Rp3,27 triliun. Pendapatan dari pakan ternak turut meningkat 6,20% menjadi Rp14,67 triliun. Sementara itu, unit bisnis pengolahan hasil peternakan mencatatkan pertumbuhan sebesar 11,82% menjadi Rp8,89 triliun.
Segmen perdagangan dan lainnya juga mengalami kenaikan sebesar 4,90% menjadi Rp2,09 triliun. Sedangkan segmen budidaya perairan tumbuh 4,25% menjadi Rp4,77 triliun dibandingkan dengan Rp4,57 triliun pada tahun sebelumnya.