Indonesia Siap Borong Produk AS Senilai US$ 19 Miliar, Demi Potongan Tarif Impor 32%

2 Min Read

Pemerintah Indonesia tengah membuka peluang untuk meningkatkan pembelian produk dari Amerika Serikat (AS) dengan nilai mencapai US$ 18 miliar hingga US$ 19 miliar. Langkah ini menjadi bagian dari strategi negosiasi Indonesia agar Negeri Paman Sam bersedia menurunkan tarif impor yang saat ini dibebankan sebesar 32%.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan bahwa keputusan tersebut merupakan respons atas permintaan Pemerintah AS yang menginginkan adanya upaya penyeimbangan neraca perdagangan antara kedua negara, mengingat saat ini Indonesia mencatat surplus sekitar US$ 18 miliar terhadap AS.

“Seluruh isu telah kami jawab, termasuk rencana Indonesia untuk mengompensasi selisih ekspor-impor dengan AS, dengan besaran sekitar US$ 18 miliar hingga US$ 19 miliar,” ujar Airlangga dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (14/4).

Ia menegaskan, produk-produk asal AS yang akan dibeli Indonesia akan disesuaikan dengan kebutuhan dalam negeri. Selama ini, Indonesia diketahui kerap mengimpor produk agrikultur dari AS, seperti gandum dan kedelai.

Menambahkan pernyataan tersebut, Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Susiwijono Moegiarso, menjelaskan bahwa nilai US$ 18 miliar tersebut tidak sepenuhnya dalam bentuk impor langsung, melainkan dalam format pembelian yang lebih luas.

“Terminologi impor di sini tidak selalu berarti barang masuk sekaligus. Bisa saja pembelian dilakukan bertahap atau melalui berbagai skema. Intinya, tujuannya adalah untuk menutup defisit perdagangan AS terhadap Indonesia,” jelasnya.

Langkah ini dipandang sebagai upaya strategis untuk menjaga hubungan dagang bilateral yang lebih seimbang serta mendorong penguatan posisi Indonesia dalam perdagangan global.

Share This Article