Penjualan LVMH Anjlok 3% di Kuartal I-2025, Sektor Barang Mewah Hadapi Tantangan Global

3 Min Read

Grup barang mewah terbesar di dunia, LVMH, mencatatkan penurunan penjualan sebesar 3% pada kuartal pertama 2025, menandai awal tahun yang penuh tekanan bagi industri fesyen kelas atas. Laporan yang dirilis Selasa (15/4/2025) ini mengonfirmasi kekhawatiran tentang perlambatan sektor barang mewah global, seiring konsumen mulai menahan diri dalam membelanjakan uang mereka di tengah ketidakpastian ekonomi dunia.

Mengutip laporan Reuters, kinerja LVMH yang berada di bawah ekspektasi analis ini menggarisbawahi realita pasar yang lesu. Raksasa asal Prancis tersebut—yang menaungi merek-merek ternama seperti Louis Vuitton, Dior, Bulgari, hingga minuman keras Hennessy—melaporkan total penjualan sebesar €20,3 miliar (sekitar US$23,08 miliar) untuk periode tiga bulan yang berakhir pada Maret 2025.

Angka ini lebih buruk dibandingkan pertumbuhan 1% yang tercatat pada kuartal IV-2024 dan jauh dari prediksi analis yang memperkirakan pertumbuhan 2% di kuartal I-2025, menurut estimasi VisibleAlpha.

Divisi Fesyen & Kulit Pukul Kinerja Grup

Penurunan paling tajam terjadi pada divisi fashion and leather goods, yang mencatatkan penurunan penjualan hingga 5%—jauh di bawah ekspektasi pasar yang memperkirakan pertumbuhan stagnan. Divisi ini merupakan andalan utama LVMH, menyumbang hampir separuh total penjualan dan lebih dari 75% laba operasi grup.

LVMH mencatat bahwa pasar Amerika Serikat mulai menunjukkan pelemahan, sementara kinerja di Jepang juga lebih rendah dibandingkan kuartal yang sama tahun lalu. Sebaliknya, pada periode itu, lonjakan belanja dari konsumen China masih mendorong pertumbuhan.

Ketergantungan pada Pasar Amerika & China

Industri barang mewah Eropa kini semakin bergantung pada konsumen kaya asal Amerika untuk mendorong pemulihan sektor, mengingat prospek pasar China yang masih dibayangi ketidakpastian. Namun, kekhawatiran akan resesi di AS kian meningkat menyusul kebijakan tarif terbaru Presiden AS Donald Trump, yang menyebabkan gejolak di pasar saham dan pelemahan dolar.

Ancaman Tarif AS Bayangi Masa Depan Barang Mewah

Jika diterapkan sepenuhnya, tarif Trump akan mencakup bea masuk 20% untuk produk fesyen dan barang kulit asal Eropa, serta 31% untuk jam tangan buatan Swiss. Meski sektor barang mewah dikenal memiliki daya tahan lebih tinggi berkat kekuatan harga dan margin yang besar, tekanan ini tetap menjadi tantangan berat.

Dalam langkah terbaru, Trump memang telah menangguhkan sebagian besar tarif tersebut selama 90 hari dan menurunkan tarif umum menjadi 10%. Namun, ketidakpastian kebijakan dagang tetap menyelimuti arah pasar ke depan.

Share This Article