Bursa saham Wall Street mengakhiri sesi perdagangan kemarin dengan penurunan ringan, seiring dimulainya musim laporan keuangan kuartal pertama tahun ini. Selain itu, ketegangan dagang antara Amerika Serikat dan sejumlah mitra dagangnya menunjukkan tanda-tanda pelonggaran, memberikan sedikit angin segar bagi pelaku pasar.
Saham Bank of America mencatat kenaikan sebesar 3,6 persen, sementara Citigroup turut menguat 1,8 persen usai membukukan kinerja yang melebihi ekspektasi analis. Dalam waktu dekat, sejumlah emiten besar seperti United Airlines dan Netflix dijadwalkan merilis laporan keuangan mereka.
Namun, tekanan juga datang dari sektor industri penerbangan. Saham Boeing merosot 2,36 persen setelah otoritas Tiongkok menginstruksikan maskapai di negaranya untuk menghentikan pembelian pesawat dari Boeing. Langkah ini dinilai sebagai respons atas kebijakan tarif impor AS terhadap produk asal China yang mencapai 145 persen, menambah dinamika dalam perang dagang kedua negara.
Meredanya konflik dagang, rencana pembagian dividen, serta aksi pembelian kembali saham (buyback) dari sejumlah perusahaan dinilai sebagai sentimen positif bagi pasar saham. Di sisi lain, pelemahan tipis indeks Wall Street serta aksi jual dari investor asing diperkirakan akan menjadi faktor penekan terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Untuk perdagangan hari ini, Rabu, 16 April 2025, IHSG diproyeksi bergerak dalam pola fluktuatif dengan kecenderungan menguat. Rentang pergerakan indeks diperkirakan berada pada level support 6.375–6.305 dan resistance di kisaran 6.510–6.575.
Berdasarkan analisis terbaru dari tim Retail Research CGS International Sekuritas Indonesia, investor disarankan untuk memperhatikan dan mempertimbangkan akumulasi pada beberapa saham pilihan seperti Indocement (INTP), Bank Negara Indonesia (BBNI), Bank Rakyat Indonesia (BBRI), Bank Syariah Indonesia (BRIS), Perusahaan Gas Negara (PGAS), serta Indofood (INDF).
