Wall Street Anjlok, Pernyataan Powell dan Konflik Dagang Picu Kekhawatiran Resesi

2 Min Read

Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup melemah tajam pada perdagangan Rabu (16/4/2025) waktu setempat, setelah komentar dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell menambah kekhawatiran pasar terkait perlambatan ekonomi dan lonjakan inflasi akibat kebijakan tarif terbaru.

Mengutip Reuters, Kamis (17/4/2025), indeks S&P 500 merosot 120,84 poin atau 2,24% ke posisi 5.275,79. Indeks teknologi Nasdaq Composite terpangkas 513,57 poin atau 3,05% ke level 16.309,60. Sementara itu, indeks Dow Jones Industrial Average juga ikut terkoreksi 695,17 poin atau 1,72% ke posisi 39.673,79.

Dalam pidatonya di Economic Club of Chicago, Powell menegaskan bahwa penerapan tarif yang lebih tinggi kemungkinan besar akan memicu inflasi yang lebih persisten serta memperlambat laju pertumbuhan ekonomi AS. Meski begitu, ia menyatakan bahwa secara umum kondisi ekonomi AS masih kuat dan The Fed akan menunggu kejelasan lebih lanjut sebelum melakukan perubahan kebijakan moneter.

Pernyataan Powell langsung memicu tekanan tambahan di pasar saham. Saham Nvidia dan sejumlah emiten semikonduktor lainnya menjadi penekan utama, seiring meningkatnya kekhawatiran investor terhadap masa depan industri chip global.

“Powell mengonfirmasi kekhawatiran investor, yakni potensi perlambatan ekonomi dan inflasi yang sulit dikendalikan akibat perang tarif,” ujar Sam Stovall, Kepala Strategi Investasi di CFRA Research.

Tekanan terhadap Nvidia kian besar setelah perusahaan mengumumkan potensi kerugian sebesar US$5,5 miliar akibat pembatasan ekspor chip kecerdasan buatan H20 ke China. Negeri Tirai Bambu merupakan salah satu pasar utama bagi chip unggulan Nvidia tersebut.

Ketegangan dagang antara AS dan China terus meningkat dalam beberapa pekan terakhir. Dampaknya juga mulai dirasakan secara global. Perusahaan teknologi asal Belanda, ASML, memperingatkan bahwa perang tarif telah menambah ketidakpastian besar terhadap prospek usaha mereka.

Share This Article