Arab Saudi Lirik Nikel & Bauksit RI, Bahlil: Siap Kolaborasi Besar di Mineral Kritis!

2 Min Read

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia membuka peluang kerja sama besar dengan Arab Saudi di bidang investasi mineral kritis. Inisiatif ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Bahlil dan Menteri Perindustrian serta Energi Arab Saudi pada Kamis, 17 April 2025.

Kerja sama ini diarahkan untuk mengembangkan investasi strategis dalam sektor pertambangan, terutama komoditas mineral kritis. Arab Saudi, yang selama ini dikenal sebagai raksasa minyak dunia, kini mulai mengalihkan perhatian ke sektor mineral sebagai bagian dari ekspansi ekonominya.

“Mereka tertarik untuk menggandeng Indonesia dalam pengembangan industri pertambangan, khususnya mineral kritis. Ini adalah sinyal positif karena mereka sedang diversifikasi dari sektor minyak ke mineral,” ujar Bahlil saat ditemui di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.

Bahlil menegaskan bahwa Indonesia menyambut baik peluang ini. Tidak hanya terbatas pada kerja sama antar-pemerintah, BUMN dan pelaku swasta nasional juga didorong untuk terlibat aktif dalam kolaborasi ini.

“Kami ingin melibatkan seluruh elemen—baik pemerintah, BUMN, maupun sektor swasta—untuk bersama-sama membangun investasi yang saling menguntungkan, terutama dalam bidang critical mineral,” lanjutnya.

Sebagai tindak lanjut dari MoU tersebut, pemerintah akan membentuk tim ad hoc untuk merancang langkah strategis dan konkret. Saat ini, tim tersebut sedang dalam proses pembentukan.

Bahlil juga mengungkapkan beberapa komoditas utama yang masuk dalam radar kerja sama, di antaranya nikel, bauksit, dan mangan.

Sebelumnya, pada 15 April 2025, Menteri Perindustrian dan Sumber Daya Mineral Arab Saudi, Bandar Al-Khorayef, telah melakukan kunjungan ke MIND ID, holding BUMN sektor pertambangan Indonesia. Dalam kunjungan tersebut, dibahas potensi kerja sama dalam memperkuat hilirisasi serta transformasi industri tambang.

Al-Khorayef menyatakan bahwa dalam lima tahun terakhir, cadangan mineral Arab Saudi meningkat drastis hingga 90 persen. Peningkatan ini memperkuat ambisi Kerajaan untuk menjadi pusat global dalam pengolahan mineral.

Share This Article