Harga emas batangan yang diproduksi oleh PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) mencatatkan rekor tertinggi baru pada Kamis pagi (3/4/2025), dengan lonjakan sebesar Rp17.000 menjadi Rp1.836.000 per gram. Kenaikan ini menandai pencapaian tertinggi sepanjang masa (all-time high/ATH) bagi emas Antam.
Berdasarkan data dari laman resmi Logam Mulia, harga emas Antam sebelumnya mengalami koreksi sebesar Rp7.000 pada Rabu (2/4/2025), turun menjadi Rp1.819.000 per gram. Sebelumnya, rekor tertinggi harga emas Antam tercatat pada 1 April 2025 di level Rp1.826.000 per gram.
Sejalan dengan kenaikan harga jual, harga beli kembali (buyback) emas batangan Antam pada Kamis pagi juga mengalami kenaikan signifikan, naik Rp17.000 menjadi Rp1.688.000 per gram.
Kebijakan Pajak dalam Transaksi Emas Batangan
Sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 34/PMK.10/2017, transaksi penjualan emas batangan dikenakan pemotongan pajak. Untuk penjualan kembali emas ke Antam dengan nominal lebih dari Rp10 juta, akan dikenakan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 sebesar 1,5% bagi pemegang Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) dan 3% bagi yang tidak memiliki NPWP. Pemotongan PPh ini dilakukan langsung dari total nilai buyback.
Selain itu, pembelian emas batangan juga dikenakan PPh 22 sebesar 0,45% bagi pemilik NPWP dan 0,9% bagi non-NPWP. Setiap transaksi pembelian emas batangan akan disertai dengan bukti potong PPh 22 sebagai bentuk kepatuhan pajak.
Daftar Harga Emas Antam per Kamis (3/4/2025)
Berikut adalah harga emas batangan Antam berdasarkan pecahan yang tercatat di laman Logam Mulia pada Kamis pagi:
- 0,5 gram: Rp968.000
- 1 gram: Rp1.836.000
- 2 gram: Rp3.612.000
- 3 gram: Rp5.393.000
- 5 gram: Rp8.955.000
- 10 gram: Rp17.855.000
- 25 gram: Rp44.512.000
- 50 gram: Rp88.945.000
- 100 gram: Rp178.812.000
- 250 gram: Rp444.265.000
- 500 gram: Rp888.320.000
- 1.000 gram: Rp1.776.600.000
Dengan tren kenaikan harga emas yang semakin menguat, investor dan pelaku pasar akan terus memantau pergerakan harga emas dalam beberapa hari ke depan, terutama dalam kaitannya dengan faktor ekonomi global yang mempengaruhi nilai aset safe haven ini.
