Harga emas dunia menunjukkan tren kenaikan dalam beberapa waktu terakhir, memberikan angin segar bagi bank-bank syariah di Indonesia yang berkecimpung dalam bisnis logam mulia. Jika tren ini terus berlanjut, peluang keuntungan jangka panjang semakin terbuka lebar. Pada Kamis (17/4/2025), harga emas Antam 24 karat ukuran 1 gram yang dijual di Pegadaian sempat mencapai Rp2.037.000. Sejumlah analis bahkan memperkirakan harga emas bisa menembus Rp2,3 juta per gram apabila kondisi global tidak menunjukkan perbaikan.
PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS), atau BSI, melihat momen ini sebagai peluang untuk mendorong pertumbuhan kinerja. Pelaksana Tugas Direktur Utama BSI, Bob Tyasika Ananta, menegaskan bahwa emas merupakan aset yang banyak dipilih saat kondisi ekonomi global tidak menentu, apalagi dengan proyeksi harga yang terus naik. “Kami sangat yakin prospek bisnis emas akan membawa dampak positif bagi pertumbuhan BSI serta memberikan manfaat bagi masyarakat,” ujarnya dalam diskusi media di Jakarta Selatan, Selasa (15/4/2025).
Bob juga mengungkapkan perkembangan bisnis emas BSI setelah resmi meluncurkan layanan bank emas pada akhir Februari. Dalam waktu satu bulan, saldo emas yang dikelola BSI meningkat hingga 40% secara year to date (YtD), mencapai 177,32 kg per 31 Maret 2025. Pertumbuhan ini ditopang oleh penguatan infrastruktur layanan serta gencarnya edukasi kepada nasabah. Salah satu layanan andalan adalah pembiayaan emas secara cicilan, di mana nasabah bisa membeli emas dengan harga saat ini dan mencicil sesuai jangka waktu tertentu. “Nasabah yang mencicil emas sudah mendapatkan keuntungan dari kenaikan harga. Ini seperti membeli emas masa depan dengan harga hari ini,” jelasnya.
Hal serupa juga diamini oleh Unit Usaha Syariah (UUS) PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA) atau CIMB Niaga Syariah. Direktur Syariah CIMB Niaga, Pandji P. Djajanegara, mengatakan tren kenaikan harga emas turut mendongkrak performa bisnis emas mereka. Nasabah, menurutnya, cenderung menanti momen tepat untuk membeli, dan bank syariah hadir untuk memfasilitasi melalui pembiayaan. “Pertumbuhan tahunan pembiayaan emas Gold X-tra kami per Maret 2025 tercatat meningkat 57%,” ungkapnya saat diwawancarai Bisnis.
Ia menambahkan bahwa ekosistem perbankan syariah mampu mendukung pertumbuhan investasi emas, terutama bagi nasabah pemula yang tertarik untuk berinvestasi melalui tabungan atau pembiayaan emas. “Kemudahan akses ini jadi salah satu daya tarik utama, dan mendorong pertumbuhan sektor emas syariah,” jelas Pandji.
Di sisi lain, PT Bank BCA Syariah juga menilai emas sebagai opsi investasi yang menjanjikan, khususnya di tengah ketidakpastian ekonomi global. Direktur BCA Syariah, Pranata, menyebutkan bahwa masyarakat makin antusias berinvestasi emas, tercermin dari pembiayaan emas yang melonjak 251% secara tahunan hingga mencapai Rp206,8 miliar per Februari 2025. Mayoritas nasabah berada pada rentang usia 25 hingga 40 tahun, dengan pembelian terbanyak pada gramasi 10 gram dan tenor satu tahun.
Pranata menegaskan komitmen BCA Syariah dalam mengedukasi masyarakat soal keunggulan investasi emas berbasis syariah, serta mendorong inklusi keuangan. “Dengan literasi dan inklusi yang meningkat, kami optimis target pertumbuhan pembiayaan tahun ini sebesar 13-15% dapat tercapai,” katanya.
Sementara itu, Peneliti Ekonomi dari Next Policy, Dwi Raihan, menilai meningkatnya minat terhadap emas tak lepas dari pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, yang mendorong masyarakat mencari instrumen lindung nilai. Namun, ia mengingatkan bahwa naiknya harga emas juga mengandung risiko karena volatilitasnya yang tinggi.
“Situasi ini membuka peluang besar bagi lembaga keuangan, khususnya bank syariah yang memiliki produk berbasis emas. Namun, tren ini juga dipengaruhi oleh kondisi makro dan perilaku pasar,” jelasnya.
Dwi menekankan pentingnya mengembangkan ekosistem emas nasional secara lebih terintegrasi, termasuk keterlibatan bullion bank, produsen, dan distributor. Ia juga menyoroti pentingnya edukasi publik mengingat tingkat literasi tentang investasi emas masih tergolong rendah. “Padahal, emas tak hanya untuk investasi, tetapi juga bisa digunakan untuk tabungan, pembiayaan haji dan umroh, hingga gadai. Sosialisasi besar-besaran sangat diperlukan,” pungkasnya.