Indo Tambangraya Megah (ITMG) Bagikan Dividen Final Rp2.245 per Saham, Total Capai US$ 243 Juta

3 Min Read

PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) akan mendistribusikan dividen final tahun buku 2024 senilai US$ 153 juta atau setara dengan Rp2.245 per saham. Dengan demikian, total dividen tunai yang dibagikan ITMG mencapai US$ 243 juta, yang merepresentasikan 65% dari laba bersih perseroan pada 2024 sebesar US$ 374 juta.

Sebelumnya, pada 25 September 2024, ITMG telah menyalurkan dividen interim senilai US$ 90 juta atau Rp1.228 per saham. Sisa dividen sebesar US$ 153 juta dijadwalkan akan dibayarkan sebagai dividen final pada 7 Mei 2025.

“Sisa laba bersih akan dimasukkan ke dalam laba ditahan guna mendukung pengembangan bisnis perusahaan,” tulis manajemen ITMG dalam keterangan resmi, Kamis (10/4).

Sebagai perbandingan, pada tahun buku 2023, ITMG membagikan dividen total sebesar US$ 325,21 juta atau juga 65% dari laba bersih tahun itu yang tercatat sebesar US$ 500,30 juta. Dividen tersebut terdiri dari dividen interim senilai US$ 199,27 juta (Rp2.660 per saham) dan dividen final senilai US$ 125,94 juta (Rp1.747 per saham).

Analis Investasi Stockbit Sekuritas, Hendriko Gani, menilai pembagian dividen ITMG masih sesuai dengan ekspektasi pasar, karena rasio pembayaran tetap konsisten di angka 65% dari laba bersih.

“Memang dividend yield mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya karena menyesuaikan dengan harga saham ITMG di pasar,” ujar Hendriko, Jumat (11/4).

Namun demikian, ia menambahkan bahwa pembagian dividen tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap pergerakan harga saham ITMG. Pergerakan harga saham emiten ini lebih dipengaruhi oleh prospek harga batu bara yang masih menunjukkan tren pelemahan dibandingkan tahun lalu.

Dengan kondisi tersebut, Hendriko memperkirakan potensi penurunan laba bersih ITMG pada tahun 2025 bisa terjadi, seiring penurunan harga batu bara.

Sementara itu, Investment Analyst Edvisor Provina Visindo, Indy Naila, menyebut ITMG sebagai salah satu emiten yang cukup konsisten dan royal dalam membagikan dividen. Hal ini dinilai menjadi daya tarik tersendiri bagi investor, terlebih harga saham perusahaan saat ini dinilai masih berada di bawah nilai wajarnya (undervalue).

Meski demikian, Indy mengingatkan agar investor tetap mencermati sejumlah sentimen global yang dapat memengaruhi harga batu bara, seperti kebijakan tarif impor dari Amerika Serikat dan potensi terjadinya perang dagang. Faktor-faktor tersebut, menurutnya, bisa meningkatkan volatilitas harga komoditas dan menekan margin keuntungan ITMG.

TAGGED:
Share This Article