PGN (PGAS) Diprediksi Cetak Laba Tinggi di 2025, Dividen 10% Jadi Daya Tarik

4 Min Read

PT Perusahaan Gas Negara Tbk. (PGAS) atau PGN diprediksi akan mempertahankan tren positif dalam kinerja keuangannya sepanjang tahun 2025. Optimisme ini didukung oleh peningkatan volume penjualan dan transmisi gas, serta progres pengembangan proyek-proyek strategis perusahaan.

Andhika Audrey, analis dari Panin Sekuritas, menyatakan bahwa prospek saham PGAS tetap menjanjikan berkat beberapa faktor pendukung. “Upaya perusahaan dalam meningkatkan volume penjualan dan transmisi gas, ditambah dengan pengembangan proyek strategis serta penyelesaian masalah interkoneksi, menjadi kunci utama,” ujarnya dalam laporan riset Panin Sekuritas pada Kamis (10/4/2025).

Panin Sekuritas memberikan rekomendasi “buy” untuk saham PGAS dengan target harga Rp1.900 per saham. Target ini mengindikasikan potensi keuntungan sekitar 20,25% dari harga penutupan saham PGAS pada Jumat (11/4/2025), yaitu Rp1.580 per lembar.

Kinerja Keuangan PGAS di Tahun 2024

Sepanjang tahun 2024, PGAS mencatat laba bersih sebesar US$339 juta, tumbuh 22,1% dibandingkan tahun sebelumnya (year-on-year/YoY). Pertumbuhan ini didorong oleh peningkatan pendapatan operasional dan keuntungan non-operasional.

Total pendapatan perusahaan pada tahun 2024 mencapai US$3,8 miliar, naik 3,9% YoY. Sektor penjualan gas bumi tetap menjadi penyumbang utama pendapatan dengan kontribusi sekitar 66%, meskipun realisasinya turun 2,1% YoY menjadi US$2,5 miliar. Penurunan ini disebabkan oleh keterbatasan pasokan gas di wilayah Sumatera dan Jawa.

Di sisi lain, pertumbuhan pendapatan juga didukung oleh segmen baru, yaitu LNG trading dan regasifikasi, yang menyumbang sekitar 10,4% dari total pendapatan. Sektor transmisi gas juga menunjukkan kinerja positif dengan kenaikan pendapatan sebesar US$251 juta (16,6% YoY). Namun, pendapatan dari oil transportation sedikit menurun menjadi US$154 juta (turun 4,2% YoY) akibat penurunan distribusi minyak melalui pipa Rokan dan Non-Rokan.

Margin Laba dan Tantangan ke Depan

Meskipun pendapatan meningkat, PGAS mengalami sedikit penurunan pada gross profit margin (GPM) menjadi 20% (dari 20,1% di 2023) karena tambahan biaya dari segmen LNG Trading sebesar US$208 juta. Namun, laba kotor tetap tumbuh 3,2% YoY berkat efisiensi biaya operasional yang stabil di level 5,3%.

Selain itu, perusahaan juga mencatat peningkatan keuntungan non-operasional, termasuk dari joint venture (11% YoY) dan keuntungan finansial akibat apresiasi nilai dolar AS.

Namun, Andhika Audrey mengingatkan bahwa investor perlu memperhatikan ketergantungan PGAS terhadap LNG, yang berpotensi meningkatkan cash cost di masa depan.

Rekomendasi dari Sucor Sekuritas

Niko Pandowo, analis Sucor Sekuritas, juga memberikan rekomendasi “buy” untuk saham PGAS. Menurutnya, saham ini menarik karena imbal hasil dividen sekitar 10% dan keuntungan dari laba berdenominasi dolar AS, yang dapat menjadi lindung nilai terhadap pelemahan rupiah.

Sucor Sekuritas menetapkan target harga Rp2.180 per saham, yang berarti potensi keuntungan 37,97% dari harga saat ini.

Sentimen Pasar Terhadap PGAS

Berdasarkan data Bloomberg per 11 April 2025, dari 22 sekuritas yang melacak PGAS:

  • 11 memberikan rekomendasi hold
  • 10 merekomendasikan buy
  • 1 menyarankan sell

Konsensus target harga dari analis tersebut berada di level Rp1.707, menyiratkan potensi kenaikan 14,6% dari harga terkini.

Dengan pertumbuhan pendapatan, diversifikasi bisnis, dan keuntungan dari apresiasi dolar AS, PGAS tetap menjadi salah satu saham energi yang menarik untuk diperhatikan di tahun 2025. Namun, investor perlu memantau risiko terkait ketergantungan perusahaan pada LNG dan fluktuasi harga komoditas.

Disclaimer: Artikel ini bersifat informatif dan bukan merupakan rekomendasi investasi.

TAGGED:
Share This Article