Reli Emas Tertahan, Pasar Menanti Kepastian dari Negosiasi Dagang AS-Jepang

2 Min Read

Harga emas akhirnya mengalami koreksi setelah mencetak rekor tertinggi, seiring meredanya kekhawatiran pasar atas ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan Jepang. Optimisme terhadap potensi kesepakatan dagang membuat investor mulai melepas sebagian kepemilikannya di aset safe haven.

Pada Kamis (17/4/2025), harga emas spot melemah 0,5% ke level US$3.326,14 per ons pada pukul 10:25 waktu London, setelah sempat menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa di level US$3.357,78 pada awal sesi perdagangan. Koreksi ini terjadi setelah lonjakan tajam satu hari sebelumnya, yang merupakan kenaikan harian terbesar dalam dua tahun terakhir.

Kenaikan sebelumnya dipicu oleh pelemahan dolar AS dan pernyataan Gubernur The Federal Reserve (The Fed), Jerome Powell, yang mengisyaratkan pendekatan wait and see terkait kebijakan tarif. Pernyataan tersebut meredakan ekspektasi pelonggaran moneter agresif dari bank sentral AS dan memicu kekhawatiran akan prospek pertumbuhan global.

Sejak awal 2025, harga emas telah menguat hampir 27%, menyamai kinerja impresifnya pada tahun 2024. Kenaikan ini didorong oleh memanasnya perang dagang yang dipicu Presiden Donald Trump, yang menciptakan ketidakpastian ekonomi dan meningkatkan minat investor terhadap aset lindung nilai.

“Ketidakpastian terhadap skala dan dampak tarif, serta arah strategi pemerintah AS dan respons negara-negara mitranya, menjadi pendorong utama reli harga emas,” ujar Nicholas Frappell, Kepala Pasar Institusional Global di ABC Refinery, seperti dikutip Bloomberg.

Namun, sinyal positif dari pembicaraan perdagangan antara AS dan Jepang mulai meredam lonjakan harga. Presiden Trump menyebut pertemuan awal dengan delegasi Tokyo sebagai “kemajuan besar”, meskipun belum ada keputusan konkret soal penghentian tarif.

Negosiator utama Jepang menyatakan bahwa kedua negara sepakat untuk melanjutkan perundingan dalam masa tenggang 90 hari ke depan guna mencari titik temu dalam kesepakatan perdagangan.

Seiring dengan mencairnya tensi geopolitik, indeks Bloomberg Dollar Spot terpantau naik 0,1% pada Kamis, setelah turun 0,7% pada sesi sebelumnya. Penguatan dolar turut menekan harga logam mulia lainnya. Perak, platinum, dan paladium juga mengalami penurunan harga.

Meskipun mengalami koreksi harian, harga emas tetap berada di jalur untuk mencatatkan kenaikan mingguan mendekati 3%.

Share This Article