Pada penutupan perdagangan Jumat (11/4/2025), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS mengalami penguatan, ditutup pada level Rp16.795 per dolar AS. Kenaikan ini sejalan dengan tren penguatan sejumlah mata uang kawasan Asia. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah tercatat naik 0,16% atau 27,5 poin. Sementara itu, indeks dolar AS justru melemah 1,12% menjadi 99,74.
Beberapa mata uang Asia lainnya juga menunjukkan kinerja positif, seperti yen Jepang yang naik 1,14%, won Korea Selatan menguat 1,14%, dan dolar Taiwan yang meroket 1,17%. Selain itu, dolar Singapura menguat 0,71%, peso Filipina naik 0,59%, serta rupee India dan ringgit Malaysia masing-masing menguat 0,64% dan 0,94%. Namun, yuan China justru sedikit melemah 0,04%.
Dampak Ketegangan Perdagangan AS-China
Ibrahim Assuaibi, seorang pengamat mata uang, menyatakan bahwa pelemahan dolar AS dipicu oleh kekhawatiran pasar terhadap risiko resesi di Amerika Serikat. Ketegangan perdagangan antara AS dan China semakin memanas setelah Presiden AS Donald Trump menaikkan tarif impor terhadap produk China hingga 145%, sementara China membalas dengan tarif 84% untuk barang-barang AS.
Kebijakan tarif ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku pasar, mengingat AS masih bergantung pada impor beberapa bahan penting dari China. Meskipun Trump menunda rencana penerapan tarif terhadap negara lain selama 90 hari, eskalasi perang dagang dengan China berpotensi membawa dampak serius bagi eksportir dan importir AS.
Faktor lain yang turut menekan dolar AS adalah laporan inflasi konsumen Maret yang lebih rendah dari perkiraan. Hal ini memicu spekulasi bahwa The Fed mungkin akan memangkas suku bunga lebih cepat, terutama di tengah tekanan ekonomi dari perang dagang.
Dampak bagi Indonesia dan Proyeksi ke Depan
Pemerintah Indonesia menyoroti penundaan kebijakan tarif Trump sebagai peluang untuk memperkuat negosiasi terkait kenaikan tarif impor. Namun, kebijakan proteksionis ini juga menjadi tantangan besar bagi Indonesia dan negara-negara ASEAN yang selama ini menganut sistem perdagangan terbuka.
Mengenai pergerakan rupiah ke depan, Ibrahim memperkirakan bahwa nilai tukar akan berfluktuasi namun tetap berpeluang menguat, dengan kisaran Rp16.740–Rp16.800 per dolar AS pada perdagangan Senin mendatang.