UNTR Siap Dominasi 2025 dengan Arus Kas Kuat dan Dividen Menjanjikan

4 Min Read

PT United Tractors Tbk. (UNTR) menunjukkan tren positif di awal tahun 2025, dengan pertumbuhan signifikan di berbagai lini bisnis. Sebagai salah satu emiten terkemuka dalam naungan Astra Group, perusahaan ini mencatatkan peningkatan penjualan alat berat merek Komatsu sebanyak 971 unit dalam periode Januari-Februari 2025, tumbuh 17,7% dibandingkan capaian 825 unit pada dua bulan pertama tahun sebelumnya.

Kinerja Alat Berat: Pertambangan Jadi Penggerak Utama

Distribusi penjualan alat berat Komatsu pada Februari 2025 didominasi oleh sektor pertambangan (63%), disusul konstruksi (16%), pertanian (7%), dan kehutanan (14%). Dengan pangsa pasar nasional mencapai 26% hingga kuartal pertama 2025, UNTR semakin memperkuat posisinya sebagai pemain kunci di industri alat berat Indonesia.

Tambang Batubara dan Mineral: Produksi Meningkat Signifikan

Melalui anak usahanya, PT Pamapersada Nusantara, UNTR berhasil memproduksi 21,5 juta ton batubara sekaligus mengupas 168,3 juta ton overburden dalam dua bulan pertama tahun ini. Angka ini menunjukkan kenaikan 3,2% dibandingkan produksi batubara periode yang sama di 2024.

Sementara itu, penjualan batubara melalui PT Tuah Turangga Agung mencapai 2,85 juta ton per Februari 2025, naik 6,8% year-on-year (YoY). Tidak hanya batubara, UNTR juga mencatat pertumbuhan penjualan emas dan nikel.

Emas dan Nikel: Kontribusi Besar bagi Pendapatan

Agincourt Resources, salah satu unit bisnis UNTR yang mengelola tambang emas Martabe, melaporkan penjualan emas setara 37.770 ounce (GEO) pada Januari-Februari 2025. Sementara itu, penjualan nikel melonjak 121% YoY menjadi 360.589 ton metrik basah (wmt), terdiri dari saprolit (98.000 wmt) dan limonit (263.000 wmt).

Manajemen memproyeksikan cadangan emas Martabe masih cukup untuk operasi hingga 2033. Selain itu, pengembangan Martabe Phase 2 dan penerapan teknologi ramah lingkungan—seperti pabrik filtrasi tailing kering dan penggunaan energi terbarukan—menjadi fokus perusahaan untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan.

Prospek Keuangan: Dividen Menjanjikan dan Arus Kas Kuat

Analis Sucor Sekuritas, Yoga Ahmad Gifari, memberikan rekomendasi “buy” untuk saham UNTR, menyoroti fundamental keuangan yang solid. Proyeksi arus kas bebas perusahaan diperkirakan mencapai Rp14–16 triliun pada 2025–2026, dengan kebijakan dividen yang tetap menarik.

“Bahkan dengan asumsi payout ratio 40%, UNTR masih mampu memberikan dividend yield sekitar 9%,” jelas Yoga dalam laporannya.

Kinerja emas yang kuat juga menjadi pendorong utama. Setiap kenaikan 1% harga emas berpotensi menambah pendapatan UNTR sebesar 0,4%. Dengan target produksi 240.000 ounce emas pada 2025, perusahaan siap memanfaatkan momentum kenaikan harga komoditas ini.

Ketahanan terhadap Pelemahan Rupiah

JP Morgan dalam analisis terbarunya menyatakan bahwa sektor pertambangan seperti UNTR relatif lebih tahan terhadap dampak pelemahan rupiah dibandingkan industri lain. Hal ini disebabkan pendapatan perusahaan yang sebagian besar berbasis dolar AS, sementara eksposur utang dalam valas sudah lebih terkendali.

“Depresiasi 1% rupiah kini hanya mengurangi pertumbuhan EPS sekitar 0,5%, jauh lebih ringan dibandingkan 1% pada sepuluh tahun lalu,” tulis laporan JP Morgan.

Prospek 2025: Optimisme di Tengah Tantangan Pasar

Meskipun harga saham UNTR tercatat turun 8,4% year-to-date (YtD) menjelang Lebaran 2025, analis tetap melihat potensi kenaikan seiring membaiknya kinerja operasional dan prospek komoditas. Dengan strategi diversifikasi bisnis, efisiensi operasional, dan komitmen terhadap keberlanjutan, UNTR diprediksi tetap menjadi salah satu emiten pilihan di sektor pertambangan dan alat berat.

Disclaimer: Artikel ini bersifat informatif dan bukan merupakan rekomendasi investasi.

Share This Article