Wall Street Rebound Tajam, Pasar Merespons Penundaan Tarif AS terhadap 75 Negara

3 Min Read

Pasar saham AS mengalami lonjakan tajam yang belum pernah terjadi sejak krisis keuangan 2008. Rebound tersebut terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan penundaan penerapan skema tarif impor timbal balik (reciprocal tariff) selama 90 hari untuk 75 negara mitra dagang, dengan pengecualian bagi China.

Langkah Trump memicu reli besar di Wall Street. Indeks S&P 500 melesat 9,5%, sementara Nasdaq naik 12,2%—menjadi kenaikan harian terbesar sejak Januari 2001. Volatilitas pasar mencatat rekor ekstrem. Indeks VIX, indikator ketakutan pasar, mencatat penurunan harian terbesar sejak pencatatan dimulai, dan pasar obligasi AS berayun liar, dengan imbal hasil Treasury bertenor 2 hingga 30 tahun berfluktuasi lebih dari 0,3 poin persentase dalam dua hari perdagangan terakhir.

Dikutip dari Bloomberg dan Reuters, Kamis (10/4/2025), pasar menyambut baik keputusan Trump menunda tarif, meskipun ketidakpastian tetap membayangi mengenai kebijakan setelah masa penangguhan 90 hari berakhir.

“Ini adalah momen yang telah kami tunggu-tunggu,” kata Gina Bolvin, Presiden Bolvin Wealth Management Group. “Waktunya tepat, bersamaan dengan dimulainya musim laporan keuangan kuartal pertama.”

Namun, Bolvin juga menekankan bahwa investor masih bersikap waspada terhadap potensi gejolak lebih lanjut, terutama jika perang dagang kembali memanas usai periode penangguhan.

Sementara itu, Treasury jangka pendek mengalami penurunan harga tajam, membalikkan tren kenaikan sebelumnya, akibat berkurangnya ekspektasi investor terhadap penurunan suku bunga. Imbal hasil obligasi 10 tahun naik 6,8 basis poin menjadi 4,328%, sempat menyentuh level tertinggi 4,515% sejak Februari.

Di sisi lain, Trump tetap memperkeras sikap terhadap China. Dalam pernyataan yang diunggah di platform Truth Social, ia menyatakan tarif terhadap produk China dinaikkan menjadi 125%, sebagai respons terhadap apa yang ia sebut sebagai “kurangnya rasa hormat” China terhadap pasar global dan kesediaan untuk bernegosiasi.

Trump menambahkan bahwa lebih dari 75 negara telah menghubungi perwakilan AS, termasuk Departemen Perdagangan, Departemen Keuangan, dan Perwakilan Dagang AS (USTR), untuk mencari solusi atas berbagai isu perdagangan global—dari hambatan dagang, manipulasi mata uang, hingga tarif non-moneter. Negara-negara yang dianggap kooperatif tersebut diberikan keringanan tarif, yang diturunkan sementara menjadi 10%.

“Pada suatu saat, mudah-mudahan dalam waktu dekat, China akan menyadari bahwa praktik curang terhadap AS dan negara-negara lain tidak lagi bisa dibiarkan atau diterima,” tegas Trump.

Meskipun pasar menunjukkan respons positif terhadap langkah penangguhan tarif ini, fokus investor kini beralih ke musim laporan keuangan kuartal pertama. Beberapa bank besar AS, seperti JPMorgan Chase, dijadwalkan merilis laporan kinerjanya pada Jumat (11/4/2025), yang akan menjadi indikator penting bagi arah pasar selanjutnya.

Share This Article